Minggu, 03 November 2013

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Tentang MAKNA ISLAM DAN APLIKASINYA DALAM KEHIDUPAN (moderen)




MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Tentang
“ MAKNA ISLAM DAN APLIKASINYA DALAM KEHIDUPAN “
Dosen Pembimbing   : Darul Qutni
                                      Idham Kholid




Disusun Oleh :
Sedyaning Tyas Widowati
(7101413422)

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013/2014

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar belakang masalah
Islam adalah agama Allah yang diwahyukan kepada Rasul-rasul-Nya untuk diajarkankan kepada manusia. Dibawa secara berantai (estafet) dari satu generasike generasi selanjutnya, dari satu angkatan ke angkatan berikutnya. Islam adalahrahmat, hidayat, dan petunjuk bagi manusia dan merupakan manifestasi dari sifat rahman dan rahim Allah swt.
Mayoritas manusia di bumi ini memeluk agama islam. Banyak juga yang memilih menjadi mualaf setelah mengetahui semua kebenaran ajaran nabi Muhammad SAW. Ini yang tercantum dalam al-Quran. Namun di masa kejayaan islam pada masa sekarang,semakin banyak pulaorang-orang yang beragama islam, tapi tidak mengerti arti islam itu sendiri. Mereka hanya menjalankan syari‟ah atau ajaran-ajaran islam tanpa mengerti makna islam. Ada juga orang yang islam KTP atau islam hanya sebagai menyempurnakan KTP dari pada tak tercantum agamanya. Oleh karena itu di makalah ini akan dibahas mengenai apa arti islam. Serta akan membahas aplikasi islam pada kehidupan, khususnya di zaman
modern ini.

1.2 Rumusan masalah
             - Apakah arti dan makna islam?
             - Bagaimana aplikasi islam dalam kehidupan (modern)?
           
1.3  Tujuan
       Makalah ini dibuat dengan tujuan:
-          Memberi pengetahuan tentang islam kepada pembaca
-          Mempertebal keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT
-          Agar kita dapat mengaplikasikan islam dengan baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Makna islam
Secara etimologis (asal-usul kata, lughawi) kata “Islam” berasal dari bahasa Arab: salima yang artinya selamat. Dari kata itu terbentuk aslama yang artinya menyerahkan diri atau tunduk dan patuh. Sebagaimana firman Allah SWT,
    “Bahkan, barangsiapa aslama (menyerahkan diri) kepada Allah, sedang ia berbuat kebaikan, maka baginya pahala di sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula bersedih hati” (Q.S. 2:112).
    Dari kata aslama itulah terbentuk kata Islam. Pemeluknya disebut Muslim. Orang yang memeluk Islam berarti menyerahkan diri kepada Allah dan siap patuh pada ajaran-Nya
       Hal senada dikemukakan Hammudah Abdalati. Menurutnya, kata “Islam” berasal dari akar kata Arab, SLM (Sin, Lam, Mim) yang berarti kedamaian, kesucian, penyerahan diri, dan ketundukkan. Dalam pengertian religius, menurut Abdalati, Islam berarti "penyerahan diri kepada kehendak Tuhan dan ketundukkan atas hukum-Nya" (Submission to the Will of God and obedience to His Law).
Hubungan antara pengertian asli dan pengertian religius dari kata Islam adalah erat dan jelas. Hanya melalui penyerahan diri kepada kehendak Allah SWT dan ketundukkan atas hukum-Nya, maka seseorang dapat mencapai kedamaian sejati dan menikmati kesucian abadi.
            Ada juga pendapat, akar kata yang membentuk kata “Islam” setidaknya ada empat yang berkaitan satu sama lain.
1.   Aslama. Artinya menyerahkan diri. Orang yang masuk Islam berarti menyerahkan diri kepada Allah SWT. Ia siap mematuhi ajaran-Nya.
2.   Salima. Artinya selamat. Orang yang memeluk Islam, hidupnya akan selamat.
3.   Sallama. Artinya menyelamatkan orang lain. Seorang pemeluk Islam tidak hanya menyelematkan diri sendiri, tetapi juga harus menyelamatkan orang lain (tugas dakwah atau ‘amar ma’ruf nahyi munkar).
4.   Salam. Aman, damai, sentosa. Kehidupan yang damai sentosa akan tercipta jika pemeluk Islam melaksanakan asalama dan sallama.


       Secara terminologis (istilah, maknawi) dapat dikatakan, Islam adalah agama wahyu berintikan tauhid atau keesaan Tuhan yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad Saw sebagai utusan-Nya yang terakhir dan berlaku bagi seluruh manusia, di mana pun dan kapan pun, yang ajarannya meliputi seluruh aspek kehidupan manusia.
Cukup banyak ahli dan ulama yang berusaha merumuskan definisi Islam secara terminologis. KH Endang Saifuddin Anshari mengemukakan, setelah mempelajari sejumlah rumusan tentang agama Islam, lalu menganalisisnya, ia merumuskan dan menyimpulkan bahwa agama Islam adalah:

1.      Wahyu yang diurunkan oleh Allah SWT kepada Rasul-Nya untuk disampaikan kepada segenap umat manusia sepanjang masa dan setiap persada.
2.   Suatu sistem keyakinan dan tata-ketentuan yang mengatur segala perikehidupan dan penghidupan asasi manusia dalam pelbagai hubungan: dengan Tuhan, sesama manusia, dan alam lainnya.
3.   Bertujuan: keridhaan Allah, rahmat bagi segenap alam, kebahagiaan di dunia dan akhirat.
4.   Pada garis besarnya terdiri atas akidah, syariatm dan akhlak.
5.   Bersumberkan Kitab Suci Al-Quran yang merupakan kodifikasi wahyu Allah SWT sebagai penyempurna wahyu-wahyu sebelumnya yang ditafsirkan oleh Sunnah Rasulullah Saw.



B.     Islam dalam kehidupan masyarakat (modern)
         Hubungan religiusitas dan modernisasi (industrialisasi) merupakan persoalan rumit yang banyak menimbulkan kontroversi, khususnya di kalangan ilmuwan sosial. Suatu ungkapan yang hampir menjadi stereotip dalam percakapan sehari-hari menggambarkan seolah-olah agama merupakan hambatan terhadap proses modernisasi dan industrialisasi. Meskipun pada beberapa kasus mungkin asumsi itu benar, misalnya ada agama yang menentang program Keluarga Berencana (KB) padahal menurut para ahli mutlak diperlukan di negara-negara berkembang. Tetapi generalisasi bahwa agama merupakan rintangan modernisasi dan industrialisasi tidak dapat dibenarkan.
         Dengan adanya hubungan yang dinamis antara agama dan modernitas, maka diperlukan upaya untuk menyeimbangkan pemahaman orang terhadap agama dan modernitas. Pemahaman orang terhadap agama akan melahirkan sikap keimananan dan ketaqwaan (Imtaq), sedang penguasaan orang terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) di era modernisasi dan industrialisasi mutlak diperlukan. Dengan demikian sesungguhnya yang diperlukan di era modern ini tidak lain adalah penguasaan terhadap Imtaq dan Iptek sekaligus. Salah satu usaha untuk merealisasikan pemahaman Imtaq dan penguasaan Iptek sekaligus adalah melalui jalur pendidikan. Dalam konteks inilah pendidikan sebagai sebuah sistem harus didesain sedemikian rupa guna memproduk manusia yang seutuhnya. Yakni manusia yang tidak hanya menguasai Iptek melainkan juga mampu memahami ajaran agama sekaligus mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
v  Peran Agama dalam Masyarakat Modern
Peran agama di dalam perkembangan masyarakat: (1) agama sebagai motivator, agama di sini adalah sebagai penyemangat seseorang maupun kelompok dalam mencapai cita-citanya di dalam seluruh aspek kehidupan. (2) agama sebagai creator dan inovator, mendorong semangat untuk bekerja kreatif dan produktif untuk membangun kehidupan dunia yang lebih baik dan kehidupan akhirat yang lebih baik pula. (3) agama sebagai integrator, di sini agama sebagai yang mengintegrasikan dan menyerasikan segenap aktivitas manusia, baik sebagai orang-seorang maupun sebagai anggota masyarakat. (4) agama sebagai sublimator, masksudnya adalah agama sebagai mengadukan dan mengkuduskan segala perbuatan manusia. (5) Agama sebagai sumber inspirasi budaya bangsa, khususnya Indonesia.


v  Peran Iman dan Takwa dalam Menjawab Problema dan Tantangan Kehidupan Modern
·               Iman melenyapkan kepercayaan pada kekuasaan benda
·               Iman menanamkan semangat berani menghadapi maut
·               Iman menanamkan sikap self help dalam kehidupan
·               Iman memberikan ketenangan jiwa
·               Iman memberikan kehidupan yang baik
·               Iman melahirkan sikap ikhlas dan konsekuen
·               Iman memberikan keberuntungan
·               Iman mencegah penyakit
v   Perubahan Kehidupan Masyarakat Islam Indonesia Akibat Modernisasi
·         Perubahan masyarakat Islam Indonesia yang positif
- Ilmu pengetahuan dalam kehidupan masyarakat semakin mendukung perkembangan dunia Islam. Masyarakat Islam tidak hanya mengetahui ilmu agam tetapi juga mengetahui ilmu umum
- Dengan adanya modernisasi umat Islam mampu mengaplikasikan ajaran Islam dala konsep ilmu umum.
- Dengan adanya teknologi sebagai salah satu produk modernisasi, masyarakat islam Indonesia bisa dengan mudah memperluas dakwahnya lewat media dan juga memperluas jaringannya.
·         · Perubahan masyarakat Islam Indonesia yang negatif
- Moralitas semakin menurun
- Ketergantungan terhadap teknologi
- Lebih mengutamakan duniawi dari pda ukhrowi
- Hubungan silaturrahni secar face to face manurun



BAB III
PENUTUP

v  Kesimpulan :
        Peran agama pada masa modern dirasakan masih sangat penting, bahkan menunjukkan gejala peningkatan. Fenomena kebangkitan agama di antaranya dapat diamati dari maraknya kegiatan-kegiatan keagamaan dan larisnya buku-buku agama. Fenomena ini setidaknya dipengaruhi oleh beberapa hal seperti adanya kesadaran providensi setiap individu, ketidakberhasilan modernisasi dan industrialisasi dalam mewujudkan kehidupan yang lebih bermakna. Di samping itu, kegagalan organized religions dalam mewujudkan agama yang bercorak humanistik, juga disinyalir turut mendorong praktik spiritualitas era modern.
  Agama tetap akan memegang peranan penting di masa mendatang, terutama dalam memberikan landasan moral bagi perkembangan sains dan teknologi. Dalam kaitan ini perlu ditekankan pentingnya usaha mengharmoniskan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) dengan agama (Imtaq). Iptek harus selalu dilandasi oleh nilai-nilai moral-agama agara tidak bersifat destruktif terhadap nilai-nilai kemanusiaan (dehumanisasi). Sedangkan ajaran agama harus didekatkan dengan konteks modernitas, sehingga dapat bersifat kompatibel dengan segala waktu dan tempat.
      Pada dasarnya dalam kehidupan modern, kita sebagai manusia tidak bisa terlepas dari iman dan taqwa. Karena dengan kita beriman dan bertaqwa, kita dapat mencegah dan menyelamatkan diri dari hal-hal yang menyesatkan atau dari segala sesuatu yang tidak baik.  Selain itu, kita juga dapat menentukan apakah modernisasi tersebut dianggap sebagai suatu kemajuan atau tidak, dipandang bermanfaat atau tidak, diperlukan atau sebaliknya perlu dihindari.





Daftar pustaka




Tidak ada komentar: